Wednesday, November 20, 2013

Komponen Utama Dalam Fotografi

Komponen Utama Dalam Fotografi

Dalam dunia fotografi ada tiga komponen utama yaitu Shutter Speed, Diafragma / Aperture (bukaan) dan besaran ISO, Ketiga komponen ini saling berkaitan dan komponin ini sangat penting dalam fotografi.

1. Shutter Speed

    Shutter itu adalah sesuatu di dalam lensa yang fungsinya untuk menangkap cahaya masuk ke dalam sensor kamera. Tiap kali kita menekan tombol shutter pasti selalu ada bunyi 'cekrek' kan? Nah, bunyi 'cekrek' itulah alat yang dinamakan shutter. Batas shutter speed yang bisa diatur di tiap DSLR berbeda-beda.

    Jadi, apa itu shutter speed? Shutter Speed adalah rentang waktu antara terbukanya shutter untuk menangkap cahaya sampe shutternya menutup kembali. Singkatnya, shutter speed adalah kecepatan shutter dalam menangkap cahaya. Cara kerja shutter itu ibarat kedipan mata. Bunyi shutter seperti yang sudah saya jelaskan 'cekrek'. Pada saat bagian 'cek', itu tanda shutternya terbuka untuk menangkap cahaya. Nah, baru pas bunyi 'krek' berarti tanda shutternya tertutup kembali. Jadi bisa dibanyangin kan cepatnya kerja kamera dalam mengambil suatu objek?



30" 25" 20" 15" 13" 10" 8" 6" 5" 4" 3"2 2"5 2" 1"6 1"3 1" 0"8 0"6 0"5 0"4 0"3 1/4 1/5 1/6 1/8 1/10 1/13 1/15 1/20 1/25 1/30 1/40 1/50 1/60 1/80 1/100 1/125 1/160 1/200 1/250 1/320 1/400 1/500 1/640 1/800 1/1000 1/1250 1/1600 1/2000 1/2500 1/3200 1/4000


2. Diafragma/Aperture/Bukaan


    Aperture adalah ukuran diafragma terbuka saat kita mengambil gambar. Begitu kita menekan tombol shutter, diafragma (lubang) di depan sensor kamera kita akan membuka, nah setting aperturelah yang menentukan seberapa besar lubang ini terbuka.



    Aperture atau bukaan ini dinyatakan dalam satuan f-stop. Semakin kecil angka f-stop berarti semakin besar lubang terbuka, dan semakin banyak volume cahaya yang masuk. Begitupun sebaliknya, semakin besar angka f-stop semakin kecil lubang terbuka. Contoh Setting aperture terkecil di sebuah kamera f/3.5 dan yang paling besar f/22.


f3.5 f4.0 f4.5 f5.0 f5.6 f6.3 f7.1 f8.0 f9.0 f10 f11 f13 f14 f16 f18 f20 f22

3. ISO

    Istilah ISO sendiri pada fotografi digital diartikan sebagai nilai sensitivitas sensor menangkap cahaya. ISO dengan ukuran angka kecil berarti sensitivitas terhadap cahaya rendah, ISO dengan angka besar berarti sebaliknya. ISO dengan angka besar atau disebut ISO tinggi akan menurunkan kualitas gambar karena muncul bintik-bintik yang dinamakan  “noise”. Foto akan terlihat berbintik-bintik seperti pasir dan detail yang halus akan hilang. Tapi untuk kondisi yang sulit seperti sedikit cahaya dalam ruangan ISO tinggi sering kali diperlukan.

  Internasional Standard Organization atau disingkat menjadi ISO, sama artinya dengan ASA (America Standard Organization). Di era kamera analog, ISO dikenal dengan ASA.
Setiap nilai ISO dinaikkan satu tingkat (satu stop) maka kemampuan sensor mengangkap cahaya juga akan naik satu tingkat. Sehingga semakin tinggi nilai ISO yang digunakan, maka semakin sensitif sensor dalam menangkap cahaya. Sensor yang sensitif terhadap cahaya memungkinkan kamera untuk dipakai memotret di tempat yang kurang cahaya (low light). Saat low light, kamera pada prinsipnya akan mencoba menangkap eksposur yang tepat dengan menurunkan kecepatan shutter, sehingga sensor mendapat cukup waktu untuk mengumpulkan cahaya sebelum foto diambil. Memotret dengan shutter yang terlalu lambat punya konsekuensi tersendiri yaitu apapun yang bergerak akan terekam blur / buram, entah objek yang bergerak atau kamera yang bergerak karena getaran tangan (handshake).



    Perlu dicatat bahwa dengan nilai ISO yang lebih tinggi juga memungkinkan pemotretan dengan kecepatan shutter yang lebih cepat. Hal ini dikarenakan ISO tinggi memberikan sensitivitas tinggi sehingga kamera tidak memerlukan banyak cahaya untuk mendapat exposure yang tepat. Shutter cepat ini bermanfaat untuk membuat objek yang bergerak jadi nampak diam.Terkadang pada kamera yang tidak dilengkapi stabilizer, pemakaian ISO tinggi juga dapat dimanfaatkan untuk mencegah gambar menjadi blur. Dengan ISO tinggi diharapkan getaran tangan yang biasanya rawan membuat gambar blur bisa dihindari karena shutter yang lebih cepat. Sayangnya peningkatan ISO juga akan membawa efek negatif yang tidak diinginkan. Meningkatkan ISO berarti meningkatkan sensitivitas sensor, sehingga sinyal yang lemah pun dapat menjadi kuat. Masalahnya, pada proses kerja sensor juga menghasilkan noise yang mengiringi sinyal aslinya. Bila ISO dinaikkan, noise yang awalnya kecil pun akan ikut menjadi tinggi. Noise yang tinggi akan tampak mengganggu pada hasil foto dan muncul berupa titik-titik warna yang tidak enak untuk dilihat. Masalah noise ini akan lebih parah apabila jenis sensor yang digunakan adalah sensor berukuran kecil, seperti yang umum dipakai pada kamera saku / Pocket Camera. Kenapa? Karena sensor kecil memiliki ukuran titik/piksel yang kecil juga, dan secara teori piksel kecil lebih rentan terhadap noise dibandingkan piksel berukuran lebih besar.

    Tiap kamera mempunyai kadar noise yang berbeda, hal ini dipengaruhi dari type sensornya, umumnya kamera yang menggunakan Sensor CMOS mempunyai noise yang lebih sedikit dari kamera yang menggunakan Sensor CCD. Kedua jenis sensor ini adalah jenis sensor yang umum digunakan pada kamera digital sekarang ini.

Merek kamera sejenis yang menggunakan sensor sama namun berbeda type juga mempunyai kadar noise yang berbeda. Sekali lagi, walaupun menggunakan sensor yang sama, kadar noisenya bisa berbeda. Untuk itu kenali kamera anda dan cari tau pada ketinggian ISO berapa kadar noisenya bisa dimaklumi.

Nilai ISO pada kamera digital bisa dipilih mulai dari ISO terendah (ISO dasar) hingga ISO tertinggi

Auto, 100 200 400 800 1600 3200 6400

Light Meter

    Pada kamera DSLR, terdapat sebuah modul light meter yang memiliki beberapa sensor (segmen/area) peka cahaya. Modul ini akan menerima cahaya yang masuk melalui lensa lalu bertugas mengirim informasi ke prosesor kamera DSLR untuk memberi gambaran kondisi cahaya yang terukur. Pada kamera digital lainnya, proses metering langsung dilakukan dengan menganalisa intensitas cahaya yang mengenai beberapa bagian pada sensor CCD/CMOS. 

Light Meter ( Kotak Merah )

    Light Meter adalah pengukur cahaya yang terdapat dalam kamera DSLR, belakangan ini beberapa kamera pocket juga sudah mengadopsi light meter. Light Meter pada kamera akan terlihat pada ruang bidik (view finder) dan beberapa kamera yang telah memiliki teknologi live view juga dapat terlihat pada layar LCD kamera. Light Meter ini mempunyai peranan yang sangat penting, pemotret tidaklah perlu menebak-nebak pengaturan speed dan diafragma. Karena tinggal tentukan saja titik light meter pada titik tengah dengan cara memutar-mutar panel diafragma dan speed. Teknologi ini memang sangat memudah si pemotret untuk membuat sebuah foto dengan cahaya yang normal. Soal pengaturan ISO yang telah ditentukan kita juga dengan mudahnya menyesuaikan diafragma maupun kecepatan.


0 comments:

Post a Comment