Komponen Utama Dalam Fotografi
Posted by
Anang Supriady
at
5:54 AM
Dalam dunia fotografi ada tiga komponen utama yaitu Shutter Speed, Diafragma / Aperture (bukaan) dan besaran ISO, Ketiga komponen ini saling berkaitan dan komponin ini sangat penting dalam fotografi.
Komponen Utama Dalam Fotografi
Dalam dunia fotografi ada tiga komponen utama yaitu Shutter Speed, Diafragma / Aperture (bukaan) dan besaran ISO, Ketiga komponen ini saling berkaitan dan komponin ini sangat penting dalam fotografi.
1. Shutter Speed
Shutter
itu adalah sesuatu di dalam lensa yang fungsinya untuk menangkap cahaya masuk
ke dalam sensor kamera. Tiap kali kita menekan tombol shutter pasti selalu ada bunyi 'cekrek' kan? Nah, bunyi
'cekrek' itulah alat yang dinamakan shutter.
Batas shutter speed yang bisa diatur
di tiap DSLR berbeda-beda.
Jadi, apa itu shutter speed? Shutter Speed adalah rentang waktu antara terbukanya shutter
untuk menangkap cahaya sampe shutternya
menutup kembali. Singkatnya, shutter
speed adalah kecepatan shutter dalam menangkap cahaya. Cara kerja shutter
itu ibarat kedipan mata. Bunyi shutter seperti yang sudah saya jelaskan 'cekrek'. Pada saat bagian 'cek', itu tanda shutternya terbuka untuk menangkap
cahaya. Nah, baru pas bunyi 'krek' berarti tanda shutternya tertutup kembali. Jadi
bisa dibanyangin kan cepatnya kerja kamera dalam mengambil suatu objek?
30"
25" 20" 15" 13" 10" 8" 6" 5" 4"
3"2 2"5 2" 1"6 1"3 1" 0"8 0"6 0"5
0"4 0"3 1/4 1/5 1/6 1/8 1/10 1/13 1/15 1/20 1/25 1/30 1/40 1/50 1/60
1/80 1/100 1/125 1/160 1/200 1/250 1/320 1/400 1/500 1/640 1/800 1/1000 1/1250
1/1600 1/2000 1/2500 1/3200 1/4000
2. Diafragma/Aperture/Bukaan
Aperture adalah ukuran diafragma terbuka saat
kita mengambil gambar. Begitu kita menekan tombol shutter, diafragma (lubang) di depan sensor kamera kita akan membuka, nah
setting aperturelah yang menentukan
seberapa besar lubang ini terbuka.
Aperture atau bukaan ini dinyatakan dalam satuan f-stop. Semakin kecil angka
f-stop berarti semakin besar lubang terbuka, dan semakin banyak volume cahaya
yang masuk. Begitupun sebaliknya, semakin besar angka f-stop semakin kecil
lubang terbuka. Contoh Setting aperture
terkecil di sebuah kamera f/3.5 dan yang paling besar f/22.
f3.5
f4.0 f4.5 f5.0 f5.6 f6.3 f7.1 f8.0 f9.0 f10 f11 f13 f14 f16 f18 f20 f22
3. ISO
Istilah ISO sendiri pada fotografi digital diartikan sebagai
nilai sensitivitas sensor menangkap cahaya. ISO dengan ukuran angka kecil berarti sensitivitas terhadap cahaya
rendah, ISO dengan angka besar
berarti sebaliknya. ISO dengan angka besar atau
disebut ISO tinggi akan menurunkan
kualitas gambar karena muncul bintik-bintik yang dinamakan “noise”. Foto akan terlihat
berbintik-bintik seperti pasir dan detail yang halus akan hilang. Tapi untuk
kondisi yang sulit seperti sedikit cahaya dalam ruangan ISO tinggi sering kali diperlukan.
Internasional Standard Organization atau disingkat menjadi ISO,
sama artinya dengan ASA (America Standard Organization). Di era kamera
analog, ISO dikenal dengan ASA.
Setiap
nilai ISO dinaikkan satu tingkat
(satu stop) maka kemampuan sensor mengangkap cahaya juga akan naik satu tingkat.
Sehingga semakin tinggi nilai ISO
yang digunakan, maka semakin sensitif sensor dalam menangkap cahaya. Sensor
yang sensitif terhadap cahaya memungkinkan kamera untuk dipakai memotret di
tempat yang kurang cahaya (low light). Saat low light, kamera pada prinsipnya
akan mencoba menangkap eksposur yang tepat dengan menurunkan kecepatan shutter,
sehingga sensor mendapat cukup waktu untuk mengumpulkan cahaya sebelum foto
diambil. Memotret dengan shutter yang terlalu lambat punya konsekuensi
tersendiri yaitu apapun yang bergerak akan terekam blur / buram, entah objek yang
bergerak atau kamera yang bergerak karena getaran tangan (handshake).
Perlu
dicatat bahwa dengan nilai ISO yang
lebih tinggi juga memungkinkan pemotretan dengan kecepatan shutter yang lebih
cepat. Hal ini dikarenakan ISO
tinggi memberikan sensitivitas tinggi sehingga kamera tidak memerlukan banyak
cahaya untuk mendapat exposure yang tepat. Shutter cepat ini bermanfaat untuk
membuat objek yang bergerak jadi nampak diam.Terkadang pada kamera yang tidak dilengkapi stabilizer, pemakaian ISO tinggi juga dapat dimanfaatkan
untuk mencegah gambar menjadi blur. Dengan ISO
tinggi diharapkan getaran tangan yang biasanya rawan membuat gambar blur bisa
dihindari karena shutter yang lebih cepat. Sayangnya
peningkatan ISO juga akan membawa
efek negatif yang tidak diinginkan. Meningkatkan ISO berarti meningkatkan sensitivitas sensor, sehingga sinyal yang
lemah pun dapat menjadi kuat. Masalahnya, pada proses kerja sensor juga
menghasilkan noise yang mengiringi sinyal aslinya. Bila ISO dinaikkan, noise yang awalnya kecil pun akan ikut menjadi
tinggi. Noise yang tinggi akan tampak mengganggu pada hasil foto dan muncul
berupa titik-titik warna yang tidak enak untuk dilihat. Masalah noise ini akan
lebih parah apabila jenis sensor yang digunakan adalah sensor berukuran kecil,
seperti yang umum dipakai pada kamera saku / Pocket Camera. Kenapa? Karena sensor kecil
memiliki ukuran titik/piksel yang kecil juga, dan secara teori piksel kecil
lebih rentan terhadap noise dibandingkan piksel berukuran lebih besar.
Tiap
kamera mempunyai kadar noise yang berbeda, hal ini dipengaruhi dari type
sensornya, umumnya kamera yang menggunakan Sensor CMOS mempunyai noise yang
lebih sedikit dari kamera yang menggunakan Sensor CCD. Kedua jenis sensor ini
adalah jenis sensor yang umum digunakan pada kamera digital sekarang ini.
Merek kamera sejenis yang menggunakan sensor sama namun berbeda type juga
mempunyai kadar noise yang berbeda. Sekali lagi, walaupun menggunakan sensor
yang sama, kadar noisenya bisa berbeda. Untuk itu kenali kamera anda dan cari
tau pada ketinggian ISO berapa kadar
noisenya bisa dimaklumi.
Nilai ISO
pada kamera digital bisa dipilih mulai dari ISO terendah (ISO dasar)
hingga ISO tertinggi
Auto, 100
200 400 800 1600 3200 6400
Light Meter
Pada kamera DSLR,
terdapat sebuah modul light meter yang memiliki beberapa sensor (segmen/area)
peka cahaya. Modul ini akan menerima cahaya yang masuk melalui lensa lalu
bertugas mengirim informasi ke prosesor kamera DSLR untuk memberi gambaran
kondisi cahaya yang terukur. Pada kamera digital lainnya, proses metering
langsung dilakukan dengan menganalisa intensitas cahaya yang mengenai beberapa
bagian pada sensor CCD/CMOS.
Light Meter ( Kotak Merah )
Light Meter adalah pengukur cahaya
yang terdapat dalam kamera DSLR, belakangan ini beberapa kamera pocket juga sudah mengadopsi light meter. Light Meter pada kamera akan terlihat
pada ruang bidik (view finder) dan beberapa kamera yang telah memiliki teknologi
live view juga dapat terlihat pada layar LCD kamera. Light Meter ini mempunyai
peranan yang sangat penting, pemotret tidaklah perlu menebak-nebak pengaturan
speed dan diafragma. Karena tinggal tentukan saja titik
light meter pada titik tengah dengan cara memutar-mutar panel diafragma dan
speed. Teknologi ini memang sangat memudah si pemotret untuk membuat sebuah
foto dengan cahaya yang normal. Soal pengaturan ISO yang telah ditentukan kita
juga dengan mudahnya menyesuaikan diafragma maupun kecepatan.
0 comments:
Post a Comment