Kepemimpinan
Posted by
Anang Supriady
at
8:49 AM
Bagaimana hakikat menjadi seorang pemimpin ?
Kepemimpinan
BAB
I
Pendahuluan
Pendahuluan
1.0 Latar Belakang
Dalam era mutakhir ini, setiap
organisasi yang berprestasi tinggi dan berwawasan jauh memberikan tumpuan yang
serius terhadap program latihan. Aspek-aspek pembangunan sahsiah, mental,
fizikal, komunikasi, kerohanian, perhubungan manusia dan ketrampilan diambil
kira untuk mewujudkan tenaga kerja yang profesional.
Gaya kepimpinan seseorang pemimpin banyak
memainkan peranan dalam menentukan kejayaan sesebuah organisasi. Seandainya
pemimpin mengamalkan kepimpinan yang berkesan, seluruh organisasi akan
mengecapi kejayaan. Para pengikut pula akan nyaman dan senang dengan tugas
mereka. Dalam hal penugasan ini, Thain (1993) menegaskan penugasan kerja oleh
pemimpin kepada subordinat mestilah jelas dan dapat difahami, dan segala
kekaburan perlulah diperjelaskan
2.0 Ruang
Lingkup Masalah
1.
Apakah Kepemimpinan itu ?
2.
Bagaimana hakikat menjadi seorang pemimpin ?
BAB
II
Pembahasan
1.0
Pengertian Kepemimpinan Dalam Organisasi
Pengertian kepemimpinan adalah faktor kunci dalam suksesnya suatu organisasi
serta manajemen. Kepemimpinan adalah entitas yang mengarahkan kerja para
anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang baik
diyakini mampu mengikat, mengharmonisasi, serta mendorong potensi sumber daya
organisasi agar dapat bersaing secara baik.
Konsep kepemimpinan telah banyak ditawarkan para penulis di bidang organisasi
dan manajemen. Kepemimpinan tentu saja mengkaitkan aspek individual seorang
pemimpin dengan konteks situasi di mana pemimpin tersebut menerapkan
kepemimpinan. Kepemimpinan juga memiliki sifat kolektif dalam arti segala
perilaku yang diterapkan seorang pimpinan akan memiliki dampak luas bukan bagi
dirinya sendiri melainkan seluruh anggota organisasi.
Sebelum memasuki materi
kepemimpinan, perlu terlebih dahulu dibedakan konsep pemimpin (leader)
dengan kepemimpinan (leadership). Pemimpin adalah individu yang mampu
mempengaruhi anggota kelompok atau organisasi guna mendorong kelompok atau
organisasi tersebut mencapai tujuan-tujuannya. Pemimpin menunjuk pada personal
atau individu spesifik atau kata benda. Sementara itu, kepemimpinan adalah
sifat penerapan pengaruh oleh seorang anggota kelompok atau organisasi terhadap
anggota lainnya guna mendorong kelompok atau organisasi mencapai
tujuan-tujuannya.
2.0
Definisi Kepemimpinan
Cukup banyak
definisi kepemimpinan yang ditawarkan para ahli di bidang organisasi dan
manajemen. Masing-masing memiliki perspektif dan metodelogi pembuatan definisi
yang cukup berbeda, bergantung pada pendekatan (epistemologi) yang mereka
bangun guna menyelidiki fenomena kepemimpinan.
Stephen Robbins, misalnya
mendefinisikan kepemimpinan sebagai “ ... the ability to influence a group
toward the achievement of goals.” Kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai serangkaian tujuan. Kata “kemampuan”,
“pengaruh” dan “kelompok” adalah konsep kunci dari definisi Robbins.
Definsi lain, yang cukup sederhana, diajukan oleh
Laurie J. Mullins. Menurut Mullins, kepemimpinan adalah “ ... a relationship
through which one person influences the behaviour or actions of other people.”
Definisi Mullins menekankan pada konsep “hubungan” yang melaluinya seseorang
mempengaruhi perilaku atau tindakan orang lain. Kepemimpinan dalam definisi
yang demikian dapat berlaku baik di organisasi formal, informal, ataupun
nonformal. Asalkan terbentuk kelompok, maka kepemimpinan hadir guna mengarahkan
kelompok tersebut.
Definisi kepemimpinan yang agak berbeda dikemukakan oleh Robert N. Lussier dan
Christopher F. Achua. Menurut mereka, kepemimpinan adalah “... the
influencing process of leaders and followers to achieve organizational
objectives through change.” Bagi Lussier and Achua, proses mempengaruhi
tidak hanya dari pemimpin kepada pengikut atau satu arah melainkan timbal balik
atau dua arah. Pengikut yang baik juga dapat saja memunculkan kepemimpinan
dengan mengikuti kepemimpinan yang ada dan pada derajat tertentu memberikan
umpan balik kepada pemimpin. Pengaruh adalah proses pemimpin mengkomunikasikan
gagasan, memperoleh penerimaan atas gagasan, dan memotivasi pengikut untuk
mendukung serta melaksanakan gagasan tersebut lewat “perubahan.”
Definisi kepemimpinan, cukup singkat, diajukan Peter G. Northouse
yaitu “ ... is a process whereby an individual influences a group of
individuals to achieve a common goal.” [“ ... adalah proses dalam mana
seorang individu mempengaruhi sekelompok individu guna mencapai tujuan
bersama.”] Lewat definisi singkat ini, Northouse menggarisbawahi sejumlah
konsep penting dalam definisi kepemimpinan yaitu:
1.
kepemimpinan merupakan sebuah proses;
2.
kepemimpinan melibatkan pengaruh;
3.
kepemimpinan muncul di dalam kelompok;
4.
kepemimpinan melibatkan tujuan bersama.
3.0 Pendekatan Dalam Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu konsep yang kompleks sehingga para ahli mengkaji
masalah ini dari aneka sisi. Masing-masing sisi memiliki keunggulan dan
kelemahan masing-masing. Sebagai contoh, penulis seperti Peter G. Northouse
membagi pendekatan kepemimpinan menjadi:
1.
Pendekatan Sifat (Trait);
2.
Pendekatan Keahlian (Skill);
3.
Pendekatan Gaya (Style);
4.
Pendekatan Situasional;
5.
Pendekatan Kontijensi;
6.
Teori Path-Goal;
7.
Teori Pertukaran Leader-Member;
8.
Pendekatan Transformasional;
9.
Pendekatan Otentik;
10.
Pendekatan Tim;
11.
Pendekatan Psikodinamik.
Bagaimana hakikat menjadi seorang pemimpin ?
Pemimpin
yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar setiap
kebutuhan, impian dan harapan dari mereka yang dipimpinnya. Sangat diperlukan
sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu
perlu selalu dipupuk dan dikembangkan, Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.
Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar
melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.
Kepemimpinan lahir dari proses internal, Justru kepemimpinan sejati adalah
kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati.
Seperti contoh Nelson
Mandela, Seorang pemimpin besar Afrika Selatan, yang membawa bangsanya dari
negara yang rasialis, menjadi negara yang demokratis dan merdeka. Dalam sebuah
acara talk show TV yang dipandu oleh presenter terkenal Oprah Winfrey,
bagaimana Nelson Mandela menceritakan bahwa selama penderitaan 27 tahun dalam
penjara pemerintah Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam dirinya. Dia
mengalami perubahan karakter dan memperoleh kedamaian dalam dirinya. Sehingga
dia menjadi manusia yang rendah hati dan mau memaafkan mereka yang telah
membuatnya menderita selama bertahun-tahun. Seperti yang dikatakan oleh penulis
buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati
dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya.
Perubahan karakter
adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam,
tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang
kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang
jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati. Pemimpin yang
melayani memiliki kasih dan perhatian kepada mereka yang dipimpinnya. Kasih itu
mewujud dalam bentuk kepedulian akan kebutuhan, kepentingan, impian dan harapan
dari mereka yang dipimpinnya.
Dalam kehidupan
sehari-hari baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan
pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan.
Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan
lainnya. Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri,
tetapi itu tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan
mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya.
Pemimpin yang
berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya,
keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana
nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan
diterapkan.
A. Karakter Kepemimpinan
Kepemimpianan
yang melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan yang melayani dimulai
dari dalam dan kemudian bergerak keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya.
Disinilah pentingnya karakter dan integritas seorang pemimpin untuk menjadi
pemimpin yang diterima oleh rakyat yang dipimpinnya. Kembali kita saksikan
betapa banyak pemimpin yang mengaku wakil rakyat ataupun pejabat publik, justru
tidak memiliki integritas sama sekali, karena apa yang diucapkan dan dijanjikan
ketika kampanye dalam pemilu tidak sama dengan yang dilakukan ketika sudah
duduk nyaman di kursinya.
Seorang
pemimpin memiliki kerinduan untuk membangun dan mengembangkan mereka yang
dipimpinnya sehingga tumbuh banyak pemimpin dalam kelomponya. Hal ini sejalan
dengan buku yang ditulis oleh John Maxwell berjudul Developing the Leaders
Around You. Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung dari kemampuannya
untuk membangun orang-orang di sekitarnya, karena keberhasilan sebuah
organisasi sangat tergantung pada potensi sumber daya manusia dalam organisasi
tersebut. Jika sebuah organisasi atau masyarakat mempunyai banyak anggota
dengan kualitas pemimpin, organisasi atau bangsa tersebut akan berkembang dan
menjadi kuat.
Seorang pemimpin yang
memiliki hati yang melayani adalah akuntabilitas (accountable). Istilah
akuntabilitas adalah berarti penuh tanggung jawab dan dapat diandalkan. Artinya
seluruh perkataan,pikiran dan tindakannya dapat dipertanggungjawabkan kepada
public atau kepada setiap anggota organisasinya.
B. Metode Kepemimpinan
Seorang
pemimpin tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter semata, tapi juga harus
memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang
efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas sari aspek yang pertama yaitu
karakter dan integritas seorang pemimpin, tetapi ketika menjadi pimpinan
formal, justru tidak efektif sama sekali karena tidak memiliki metode kepemimpinan
yang baik. Contoh adalah para pemimpin yang diperlukan untuk mengelola mereka
yang dipimpinnya.
Tidak banyak pemimpin
yang memiliki metode kepemimpinan ini. Karena hal ini tidak pernah diajarkan di
sekolah – sekolah formal. Keterampilan seperti ini disebut dengan Softskill
atau Personalskill. Dalam salah satu artikel di economist.com ada sebuah ulasan
berjudul Can Leadership Be Taught, dibahas bahwa kepemimpinan (dalam hal ini
metode kepemimpinan) dapat diajarkan sehingga melengkapi mereka yang memiliki
karakter kepemimpinan.
Seorang pemimpin
adalah inspirator perubahan dan visioner yaitu memiliki visi yang jelas kemana
organisasinya akan menuju. Kepemimpinan secara sederhana adalah proses untuk
membawa orang – orang atau organisasi yang dipimpin menuju suatu tujuan yang
jelas. Tanpa visi, kepemimpinan tidak ada artinya sama sekali. Visi inilah yang
mendorong sebuah organisasi untuk senantiasa tumbuh dan belajar serta
berkembang dalam mempertahankan survivalnya sehingga bias bertahan sampai
beberapa generasi. Ada 2 aspek mengenai visi, yaitu visionary role dan
implementation role. Artinya seorang pemimpin tidak hanya dapat membangun atau
menciptakan visi bagi organisasinya tapi memiliki kemampuan untuk
mengimplementasikan visi tsb ke dalam suatu rangkaian tindakan atau kegiatan
yang diperlukan untuk mencapai visi itu.
Seorang pemimpin yang
efektif adalah seorang yang responsive. Artinya dia selalu tanggap tehadap
setiap persoalan, kebutuhan, harapan, dan impian dari mereka yang dipimpin.
Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusi dari setiap
permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi. Seorang pemimpin yang efektif
adalah seorang pelatih atau pendamping bagi orang-orang yang dipimpinnya
(performance coach). Artinya dia memiliki kemempuan untuk menginspirasi,
mendorong dan memampukan anak buahnya dalam menyusun perencanaan (termasuk
rencana kegiatan, target atau sasaran, rencana kebutuhan sumber daya, dsb),
melakukan kegiatan sehari – hari seperti monitoring dan pengendalian, serta
mengevaluasi kinerja dari anak buahnya.
C. Perilaku Kepemimpinan
Pemimpin
yang melayani bukan sekedar memperlihatkan karakter dan integritas, serta
memiliki kemampuan metode kepemimpinan, tapi dia harus menunjukkan perilaku
maupun kebiasaan seorang pemimpin.
Pemimpin tidak hanya
sekedar memuaskan mereka yang dipimpin, tapi sungguh-sungguh memiliki kerinduan
senantiasa untuk memuaskan Tuhan. Artinya dia hidup dalam perilaku yang sejalan
dengan firman Tuhan. Dia memiliki misi untuk senantiasa memuliakan Tuhan dalam
setiap apa yang dipikirkan, dikatakan, dan diperbuatnya.
Pemimpin focus pada
hal – hal spiritual dibandingkan dengan sekedar kesuksesan duniawi. Baginya
kekayaan dan kemakmuran adalah untuk dapat memberi dan beramal lebih banyak.
Apapun yang dilakukan bukan untuk mendapat penghargaan, tapi melayani
sesamanya. Dan dia lebih mengutamakan hubungan atau relasi yang penuh kasih dan
penghargaan, dibandingkan dengan status dan kekuasaan semata.
Pemimpin sejati senantiasa
mau belajar dan bertumbuh dalam berbagai aspek , baik pengetahuan, kesehatan,
keuangan, relasi, dsb. Setiap harinya senantiasa menyelaraskan (recalibrating )
dirinya terhadap komitmen untuk melayani Tuhan dan sesama. Melalui solitude
(keheningan), prayer (doa), dan scripture (membaca Firman Tuhan ).
4.0 Tips Menjadi Pemimpin
1.
Bagilah tugas secara merata, jelas, dan hindarilah tumpang tindih.
Hal yang paling menguntungkan dari bekerja dalam tim adalah jumlah dari pekerja
itu sendiri. Tapi hal ini tidak akan berjalan apabila seluruh anggota tim hanya
duduk menghadapi satu computer saja dan hanya menghasilkan satu pekerjaan.
Seringkali terjadi orang-orang dalam satu grup duduk mengitari satu laptop.
Sementara salah satu orang duduk mengetik, lainnya mungkin hanya akan
bercakap-cakap, dan yang lainnya tidak berkontribusi apa-apa.
Pekerjaan akan terselesaikan dengan efektif apabila setiap anggota kelompok
memiliki pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing. Membagikan tanggung jawab
juga akan meningkatkan motivasi dan ego mereka, juga menantang mereka untuk
mampu berpikir secara kreatif. Dengan membagikan tugas kepada anggota tim Anda,
Anda akan membuat mereka belajar untuk menyampaikan pendapat, dan bekerja sama
dengan orang lain. Hal ini mungkin sulit diterapkan dalam situasi dimana
pembagian pekerjaannya dianggap tidak merata. Maka dari itu Anda harus
benar-benar memastikan bahwa tidak ada ketidakseimbangan dalam pembagian tugas
tersebut.
2. Buatlah jadwal rapat yang tetap
Salah satu kesulitan dalam
bekerja tim adalah mengatur jadwal untuk rapat. Kesulitan ini sudah sering
dialami oleh banyak pemimpin. Dan inilah tips untuk mengatasi masalah tersebut.
Teknik ini bisa ideal jika Anda merupakan seorang mahasiswa di suatu
Universitas, dimana anggota tim Anda umumnya memiliki jadwal waktu yang hampir
mirip satu dengan yang lainnya. Kenyataannya banyak orang-orang yang tidak
memanfaatkan kesamaan waktu ini. Mereka malah menghabiskan waktu dengan
mengatur jadwal rapat tanpa menghasilkan hasil apa-apa. Jadwal rapat yang
teratur tiap minggunya memang sangat penting untuk diterapkan. Saat dikejar
deadline, akan dibutuhkan juga rapat tambahan, tapi nilai dari rapat rutin
perminggu tetap sama pentingnya. Dengan mengadakan rapat rutin perminggu, Anda
dapat mengetahui perkembangan yang terjadi dalam kelompok Anda, dan Anda bisa
menggunakan waktu tersebut untuk berkomunikasi dengan anggota kelompok Anda
untuk menyelesaikan masalah.
3. Buatlah semua orang merasa penting.
Untuk menghasilkan hasil yang maksimal dalam satu tim, motivasilah tim anda.
Buatlah mereka merasa penting, dan dibutuhkan keberadannya dalam tim Anda.
Sekecil apapun pekerjaan yang mereka kontribusikan, akan sangat berarti dan
berpengaruh dalam kesuksesan tim Anda. Dengan merasa penting sebagai bagian
dari tim, anggota tim Anda akan semakin termotivasi dan terdorong untuk
menghasilkan yang terbaik dari yang mereka miliki.
4. Jangan pernah secara kasar menentang ide seseorang.
Konsekuensi dari
mencampurkan banyak ide dalam satu tim adalah banyaknya ketidakcocokan dalam
tim. Reaksi yang Anda berikan akan sangat berpengaruh terhadap kinerja tim
nantinya. Cara penyampaian pendapat Anda terhadap suatu ide harus benar-benar
diperhatikan. Walaupun Anda tidak secara verbal merespon ketidak setujuan Anda
dengan ide tersebut, mimik wajah Anda juga bisa berpengaruh. Jadi saat Anda
mendengarkan sebuah ide yang menurut Anda tidak tepat, dengarkanlah dahulu ide
tersebut, bersikaplah bahwa Anda antusias dengan ide tersebut. Anda harus bisa
mengubah cara mereka melihat ide mereka sendiri, dan Anda juga harus mampu
membuat mereka melihat ide itu dari cara pandang Anda. Karena itu Anda sendiri
pun harus mampu melihat ide itu dari sudut pandang mereka. Jika ide tersebut
benar-benar tidak akan baik untuk dijalankan, yang harus Anda lakukan adalah
bicarakanlah ide tersebut secara antusias sampai mencapai titik dimana ide
tersebut menghasilkan hasil yang buruk untuk tim, bersikaplah seolah-olah Anda
ikut menyayangkan kekurangan ide tersebut, Anda juga dapat mengatakan bahwa ide
yang Anda sampaikan juga bisa keliru, dan setelah itu akan lebih mudah bagi
mereka untuk mengakui kesalahan mereka dan melanjutkan pekerjaan. Mereka akan
lebih mendengarkan orang-orang yang mereka anggap mendukung ide mereka,
daripada seseorang yang secara gamblang menentang mereka.
5. Ketahuilah Nama Anggota Tim Anda.
Mungkin Anda akan tertawa mendengar hal ini, dan berkata dalam hati, “ya tentu
saja saya mengenal semua nama anggota tim saya.” Anggaplah Anda adalah sebuah
pengecualian. Kenyataanya banyak terjadi keadaan dimana tim tidak saling
mengenal satu sama lain, atau bahkan merasa sulit untuk melafalkan nama dari
masing-masing anggota tim. Ini bukan lagi alasan. Kita semua selalu
berpura-pura untuk mendengarkan nama seseorang setelah menanyakannya dua kali,
dan walaupun kita tidak mendengarnya dengan jelas, kita tidak akan
menanyakannya lagi karena hal itu dianggap tidak sopan.
Jika hal ini terjadi pada Anda, dan secara kebetulan Anda adalah bagian yang
penting dalam tim Anda, hal ini akan menghambat performa tim Anda. Ketidak
tahuan nama dari anggota tim Anda akan membuat Anda menghindari orang tersebut.
Hal ini dapat berujung pada keadaan dimana orang-orang tersebut tidak diikut
sertakan dalam pengambilan keputusan dalam tim.
6. Pujilah tim Anda dengan tulus
Salah satu konsep dalam manajemen yang paling terkenal di berbagai tempat adalah
bahwa seekor anjung akan bersikap baik jika diberikan hadiah, dan membenci
cambukan. Apakah Anda merupakan tipe orang yang sering memberikan hadiah, atau
cambukan? Atau keduanya?
Cambukan yang dimaksud disini adalah kritik, mempermalukan, dan meremehkan
orang lain. Mungkin tanpa Anda sadari, Anda sudah pernah memberikan beberapa
cambukan yang kepada anggota tim Anda. Hal ini masih bisa diterima, tapi apakah
ini merupakan cara yang efektif? Apakah Anda tidak ingin untuk menjadi orang
yang brilian dan dihormati oleh anggota tim Anda?
Mengkritik orang lain memang merupakan hal yang mudah dilakukan, dan Anda
mungkin telah sering melakukannya. Tapi Anda harus mengingat satu hal yang
sangat penting. Orang yang Anda kritik akan mengingat kritikan Anda. Berita
baiknya, hal ini juga berlaku terhadap pujian. Satu pujian kecil memiliki
kesempatan yang besar untuk bisa mengembangkan seseorang, mengubah cara pandang
mereka dan memotivasi mereka. Anda mungkin juga tidak akan sadar saat Anda
memuji orang lain. Maka dari itu, mulailah mempelajari cara untuk memuji orang
lain dengan tulus. Hargailah mereka dengan motivasi, dan doronglah mereka untuk
terus optimis, meskipun mereka melakukan kesalahan. Ingatlah saat Anda berpikir
bahwa Anda sanggup, Anda akan mampu.
7. Pimpinlah Tim Anda
Hal ini merupakan hal yang prinsipal dalam setiap kepemimpinan, belajarlah
untuk memimpin. Buatlah anggota tim anda melakukan apa yang Anda katakana
dengan senang hati. Buatlah mereka mencintai Anda dengan terlebih dahulu
memahami mereka secara personal. Pelajarilah kekurangan dan kelebihan mereka,
apa yang dapat memotivasi mereka, apa ketakutan mereka dan apa yang mereka
impikan. Jadilah pemimpin yang bisa menuntun anggota tim Anda menuju
kesuksesan.
BAB III
Penutup
1.0 Kesimpulan
Kepemimpinan
serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk
menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak
faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang
tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu
kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang
dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya
kepemimpinan yang akan diterapkan.
Rahasia
utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari
kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang
pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk
memperbaiki orang lain. Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang
diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam
diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the
inside out).
Sangat diperlukan sekali jiwa
kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu
dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri. Jika saja
Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa.
Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut
mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah
pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung
kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang
dipimpin.
2.0
Daftar Pustaka
James K. Van Fleet, 1973, 22 Manajemen Kepemimpinan,
Jakarta:Mitra Usaha
Purwanto, Yadi, 2001, makalah: Manajemen PT. Cendekia
Informatika, Jakarta
http://artikelrande.blogspot.com/2010/07/manajemen-kepemimpinan_6811.html
0 comments:
Post a Comment