Friday, April 19, 2013

Kepemimpinan


Kepemimpinan

BAB I
Pendahuluan

1.0 Latar Belakang

    Dalam era mutakhir ini, setiap organisasi yang berprestasi tinggi dan berwawasan jauh memberikan tumpuan yang serius terhadap program latihan. Aspek-aspek pembangunan sahsiah, mental, fizikal, komunikasi, kerohanian, perhubungan manusia dan ketrampilan diambil kira untuk mewujudkan tenaga kerja yang profesional.

   Gaya kepimpinan seseorang pemimpin banyak memainkan peranan dalam menentukan kejayaan sesebuah organisasi. Seandainya pemimpin mengamalkan kepimpinan yang berkesan, seluruh organisasi akan mengecapi kejayaan. Para pengikut pula akan nyaman dan senang dengan tugas mereka. Dalam hal penugasan ini, Thain (1993) menegaskan penugasan kerja oleh pemimpin kepada subordinat mestilah jelas dan dapat difahami, dan segala kekaburan perlulah diperjelaskan

2.0  Ruang Lingkup Masalah

   1.               Apakah Kepemimpinan itu ?
   2.               Bagaimana hakikat menjadi seorang pemimpin ?

BAB II
Pembahasan 

           1.0  Pengertian Kepemimpinan Dalam Organisasi
 
              Pengertian kepemimpinan adalah faktor kunci dalam suksesnya suatu organisasi serta manajemen. Kepemimpinan adalah entitas yang mengarahkan kerja para anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang baik diyakini mampu mengikat, mengharmonisasi, serta mendorong potensi sumber daya organisasi agar dapat bersaing secara baik.
                         Konsep kepemimpinan telah banyak ditawarkan para penulis di bidang organisasi dan manajemen. Kepemimpinan tentu saja mengkaitkan aspek individual seorang pemimpin dengan konteks situasi di mana pemimpin tersebut menerapkan kepemimpinan.  Kepemimpinan juga memiliki sifat kolektif dalam arti segala perilaku yang diterapkan seorang pimpinan akan memiliki dampak luas bukan bagi dirinya sendiri melainkan seluruh anggota organisasi.

                         Sebelum memasuki materi kepemimpinan, perlu terlebih dahulu dibedakan konsep pemimpin (leader) dengan kepemimpinan (leadership). Pemimpin adalah individu yang mampu mempengaruhi anggota kelompok atau organisasi guna mendorong kelompok atau organisasi tersebut mencapai tujuan-tujuannya. Pemimpin menunjuk pada personal atau individu spesifik atau kata benda. Sementara itu, kepemimpinan adalah sifat penerapan pengaruh oleh seorang anggota kelompok atau organisasi terhadap anggota lainnya guna mendorong kelompok atau organisasi mencapai tujuan-tujuannya. 

          2.0  Definisi Kepemimpinan

                            Cukup banyak definisi kepemimpinan yang ditawarkan para ahli di bidang organisasi dan manajemen. Masing-masing memiliki perspektif dan metodelogi pembuatan definisi yang cukup berbeda, bergantung pada pendekatan (epistemologi) yang mereka bangun guna menyelidiki fenomena kepemimpinan.
                      Stephen Robbins, misalnya mendefinisikan kepemimpinan sebagai “ ... the ability to influence a group toward the achievement of goals.” Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai serangkaian tujuan. Kata “kemampuan”, “pengaruh” dan “kelompok” adalah konsep kunci dari definisi Robbins.
                          Definsi lain, yang cukup sederhana, diajukan oleh Laurie J. Mullins. Menurut Mullins, kepemimpinan adalah “ ... a relationship through which one person influences the behaviour or actions of other people.” Definisi Mullins menekankan pada konsep “hubungan” yang melaluinya seseorang mempengaruhi perilaku atau tindakan orang lain. Kepemimpinan dalam definisi yang demikian dapat berlaku baik di organisasi formal, informal, ataupun nonformal. Asalkan terbentuk kelompok, maka kepemimpinan hadir guna mengarahkan kelompok tersebut.
                      Definisi kepemimpinan yang agak berbeda dikemukakan oleh Robert N. Lussier dan Christopher F. Achua. Menurut mereka, kepemimpinan adalah “... the influencing process of leaders and followers to achieve organizational objectives through change.” Bagi Lussier and Achua, proses mempengaruhi tidak hanya dari pemimpin kepada pengikut atau satu arah melainkan timbal balik atau dua arah. Pengikut yang baik juga dapat saja memunculkan kepemimpinan dengan mengikuti kepemimpinan yang ada dan pada derajat tertentu memberikan umpan balik kepada pemimpin. Pengaruh adalah proses pemimpin mengkomunikasikan gagasan, memperoleh penerimaan atas gagasan, dan memotivasi pengikut untuk mendukung serta melaksanakan gagasan tersebut lewat “perubahan.” 
                         Definisi kepemimpinan, cukup singkat, diajukan Peter G. Northouse yaitu “ ... is a process whereby an individual influences a group of individuals to achieve a common goal.” [“ ... adalah proses dalam mana seorang individu mempengaruhi sekelompok individu guna mencapai tujuan bersama.”] Lewat definisi singkat ini, Northouse menggarisbawahi sejumlah konsep penting dalam definisi kepemimpinan yaitu:
1.                  kepemimpinan merupakan sebuah proses;
2.                  kepemimpinan melibatkan pengaruh;
3.                  kepemimpinan muncul di dalam kelompok;
4.                kepemimpinan melibatkan tujuan bersama.  

          3.0  Pendekatan Dalam Kepemimpinan

                          Kepemimpinan adalah suatu konsep yang kompleks sehingga para ahli mengkaji masalah ini dari aneka sisi. Masing-masing sisi memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Sebagai contoh, penulis seperti Peter G. Northouse membagi pendekatan kepemimpinan menjadi:
1.                   Pendekatan Sifat (Trait);
2.                   Pendekatan Keahlian (Skill);
3.                   Pendekatan Gaya (Style);
4.                   Pendekatan Situasional;
5.                   Pendekatan Kontijensi;
6.                   Teori Path-Goal;
7.                   Teori Pertukaran Leader-Member;
8.                   Pendekatan Transformasional;
9.                   Pendekatan Otentik;
10.               Pendekatan Tim;
11.               Pendekatan Psikodinamik.
                 
     Bagaimana hakikat menjadi seorang pemimpin ? 

Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar setiap kebutuhan, impian dan harapan dari mereka yang dipimpinnya. Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan, Paling tidak untuk memimpin diri sendiri. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal, Justru kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati.
Seperti contoh Nelson Mandela, Seorang pemimpin besar Afrika Selatan, yang membawa bangsanya dari negara yang rasialis, menjadi negara yang demokratis dan merdeka. Dalam sebuah acara talk show TV yang dipandu oleh presenter terkenal Oprah Winfrey, bagaimana Nelson Mandela menceritakan bahwa selama penderitaan 27 tahun dalam penjara pemerintah Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam dirinya. Dia mengalami perubahan karakter dan memperoleh kedamaian dalam dirinya. Sehingga dia menjadi manusia yang rendah hati dan mau memaafkan mereka yang telah membuatnya menderita selama bertahun-tahun. Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya.
Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati. Pemimpin yang melayani memiliki kasih dan perhatian kepada mereka yang dipimpinnya. Kasih itu mewujud dalam bentuk kepedulian akan kebutuhan, kepentingan, impian dan harapan dari mereka yang dipimpinnya.
Dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya. Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya.
Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.

A.    Karakter Kepemimpinan

Kepemimpianan yang melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan yang melayani dimulai dari dalam dan kemudian bergerak keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Disinilah pentingnya karakter dan integritas seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin yang diterima oleh rakyat yang dipimpinnya. Kembali kita saksikan betapa banyak pemimpin yang mengaku wakil rakyat ataupun pejabat publik, justru tidak memiliki integritas sama sekali, karena apa yang diucapkan dan dijanjikan ketika kampanye dalam pemilu tidak sama dengan yang dilakukan ketika sudah duduk nyaman di kursinya.
Seorang pemimpin memiliki kerinduan untuk membangun dan mengembangkan mereka yang dipimpinnya sehingga tumbuh banyak pemimpin dalam kelomponya. Hal ini sejalan dengan buku yang ditulis oleh John Maxwell berjudul Developing the Leaders Around You. Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung dari kemampuannya untuk membangun orang-orang di sekitarnya, karena keberhasilan sebuah organisasi sangat tergantung pada potensi sumber daya manusia dalam organisasi tersebut. Jika sebuah organisasi atau masyarakat mempunyai banyak anggota dengan kualitas pemimpin, organisasi atau bangsa tersebut akan berkembang dan menjadi kuat.
Seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani adalah akuntabilitas (accountable). Istilah akuntabilitas adalah berarti penuh tanggung jawab dan dapat diandalkan. Artinya seluruh perkataan,pikiran dan tindakannya dapat dipertanggungjawabkan kepada public atau kepada setiap anggota organisasinya.

             B.   Metode Kepemimpinan

Seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter semata, tapi juga harus memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas sari aspek yang pertama yaitu karakter dan integritas seorang pemimpin, tetapi ketika menjadi pimpinan formal, justru tidak efektif sama sekali karena tidak memiliki metode kepemimpinan yang baik. Contoh adalah para pemimpin yang diperlukan untuk mengelola mereka yang dipimpinnya.
Tidak banyak pemimpin yang memiliki metode kepemimpinan ini. Karena hal ini tidak pernah diajarkan di sekolah – sekolah formal. Keterampilan seperti ini disebut dengan Softskill atau Personalskill. Dalam salah satu artikel di economist.com ada sebuah ulasan berjudul Can Leadership Be Taught, dibahas bahwa kepemimpinan (dalam hal ini metode kepemimpinan) dapat diajarkan sehingga melengkapi mereka yang memiliki karakter kepemimpinan.
Seorang pemimpin adalah inspirator perubahan dan visioner yaitu memiliki visi yang jelas kemana organisasinya akan menuju. Kepemimpinan secara sederhana adalah proses untuk membawa orang – orang atau organisasi yang dipimpin menuju suatu tujuan yang jelas. Tanpa visi, kepemimpinan tidak ada artinya sama sekali. Visi inilah yang mendorong sebuah organisasi untuk senantiasa tumbuh dan belajar serta berkembang dalam mempertahankan survivalnya sehingga bias bertahan sampai beberapa generasi. Ada 2 aspek mengenai visi, yaitu visionary role dan implementation role. Artinya seorang pemimpin tidak hanya dapat membangun atau menciptakan visi bagi organisasinya tapi memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan visi tsb ke dalam suatu rangkaian tindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk mencapai visi itu.
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang responsive. Artinya dia selalu tanggap tehadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan, dan impian dari mereka yang dipimpin. Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi. Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau pendamping bagi orang-orang yang dipimpinnya (performance coach). Artinya dia memiliki kemempuan untuk menginspirasi, mendorong dan memampukan anak buahnya dalam menyusun perencanaan (termasuk rencana kegiatan, target atau sasaran, rencana kebutuhan sumber daya, dsb), melakukan kegiatan sehari – hari seperti monitoring dan pengendalian, serta mengevaluasi kinerja dari anak buahnya.
 
            C. Perilaku Kepemimpinan

Pemimpin yang melayani bukan sekedar memperlihatkan karakter dan integritas, serta memiliki kemampuan metode kepemimpinan, tapi dia harus menunjukkan perilaku maupun kebiasaan seorang pemimpin.
Pemimpin tidak hanya sekedar memuaskan mereka yang dipimpin, tapi sungguh-sungguh memiliki kerinduan senantiasa untuk memuaskan Tuhan. Artinya dia hidup dalam perilaku yang sejalan dengan firman Tuhan. Dia memiliki misi untuk senantiasa memuliakan Tuhan dalam setiap apa yang dipikirkan, dikatakan, dan diperbuatnya.
Pemimpin focus pada hal – hal spiritual dibandingkan dengan sekedar kesuksesan duniawi. Baginya kekayaan dan kemakmuran adalah untuk dapat memberi dan beramal lebih banyak. Apapun yang dilakukan bukan untuk mendapat penghargaan, tapi melayani sesamanya. Dan dia lebih mengutamakan hubungan atau relasi yang penuh kasih dan penghargaan, dibandingkan dengan status dan kekuasaan semata.
Pemimpin sejati senantiasa mau belajar dan bertumbuh dalam berbagai aspek , baik pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi, dsb. Setiap harinya senantiasa menyelaraskan (recalibrating ) dirinya terhadap komitmen untuk melayani Tuhan dan sesama. Melalui solitude (keheningan), prayer (doa), dan scripture (membaca Firman Tuhan ).

     
            4.0  Tips Menjadi Pemimpin
      
            1. Bagilah tugas secara merata, jelas, dan hindarilah tumpang tindih.

                       Hal yang paling menguntungkan dari bekerja dalam tim adalah jumlah dari pekerja itu sendiri. Tapi hal ini tidak akan berjalan apabila seluruh anggota tim hanya duduk menghadapi satu computer saja dan hanya menghasilkan satu pekerjaan. Seringkali terjadi orang-orang dalam satu grup duduk mengitari satu laptop. Sementara salah satu orang duduk mengetik, lainnya mungkin hanya akan bercakap-cakap, dan yang lainnya tidak berkontribusi apa-apa.
   
                      Pekerjaan akan terselesaikan dengan efektif apabila setiap anggota kelompok memiliki pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing. Membagikan tanggung jawab juga akan meningkatkan motivasi dan ego mereka, juga menantang mereka untuk mampu berpikir secara kreatif. Dengan membagikan tugas kepada anggota tim Anda, Anda akan membuat mereka belajar untuk menyampaikan pendapat, dan bekerja sama dengan orang lain. Hal ini mungkin sulit diterapkan dalam situasi dimana pembagian pekerjaannya dianggap tidak merata. Maka dari itu Anda harus benar-benar memastikan bahwa tidak ada ketidakseimbangan dalam pembagian tugas tersebut.
      
           2. Buatlah jadwal rapat yang tetap
                       
                          Salah satu kesulitan dalam bekerja tim adalah mengatur jadwal untuk rapat. Kesulitan ini sudah sering dialami oleh banyak pemimpin. Dan inilah tips untuk mengatasi masalah tersebut.

                       Teknik ini bisa ideal jika Anda merupakan seorang mahasiswa di suatu Universitas, dimana anggota tim Anda umumnya memiliki jadwal waktu yang hampir mirip satu dengan yang lainnya. Kenyataannya banyak orang-orang yang tidak memanfaatkan kesamaan waktu ini. Mereka malah menghabiskan waktu dengan mengatur jadwal rapat tanpa menghasilkan hasil apa-apa. Jadwal rapat yang teratur tiap minggunya memang sangat penting untuk diterapkan. Saat dikejar deadline, akan dibutuhkan juga rapat tambahan, tapi nilai dari rapat rutin perminggu tetap sama pentingnya. Dengan mengadakan rapat rutin perminggu, Anda dapat mengetahui perkembangan yang terjadi dalam kelompok Anda, dan Anda bisa menggunakan waktu tersebut untuk berkomunikasi dengan anggota kelompok Anda untuk menyelesaikan masalah.
    
           3. Buatlah semua orang merasa penting.

                 Untuk menghasilkan hasil yang maksimal dalam satu tim, motivasilah tim anda. Buatlah mereka merasa penting, dan dibutuhkan keberadannya dalam tim Anda. Sekecil apapun pekerjaan yang mereka kontribusikan, akan sangat berarti dan berpengaruh dalam kesuksesan tim Anda. Dengan merasa penting sebagai bagian dari tim, anggota tim Anda akan semakin termotivasi dan terdorong untuk menghasilkan yang terbaik dari yang mereka miliki.
 
           4. Jangan pernah secara kasar menentang ide seseorang.
             
                 Konsekuensi dari mencampurkan banyak ide dalam satu tim adalah banyaknya ketidakcocokan dalam tim. Reaksi yang Anda berikan akan sangat berpengaruh terhadap kinerja tim nantinya. Cara penyampaian pendapat Anda terhadap suatu ide harus benar-benar diperhatikan. Walaupun Anda tidak secara verbal merespon ketidak setujuan Anda dengan ide tersebut, mimik wajah Anda juga bisa berpengaruh. Jadi saat Anda mendengarkan sebuah ide yang menurut Anda tidak tepat, dengarkanlah dahulu ide tersebut, bersikaplah bahwa Anda antusias dengan ide tersebut. Anda harus bisa mengubah cara mereka melihat ide mereka sendiri, dan Anda juga harus mampu membuat mereka melihat ide itu dari cara pandang Anda. Karena itu Anda sendiri pun harus mampu melihat ide itu dari sudut pandang mereka. Jika ide tersebut benar-benar tidak akan baik untuk dijalankan, yang harus Anda lakukan adalah bicarakanlah ide tersebut secara antusias sampai mencapai titik dimana ide tersebut menghasilkan hasil yang buruk untuk tim, bersikaplah seolah-olah Anda ikut menyayangkan kekurangan ide tersebut, Anda juga dapat mengatakan bahwa ide yang Anda sampaikan juga bisa keliru, dan setelah itu akan lebih mudah bagi mereka untuk mengakui kesalahan mereka dan melanjutkan pekerjaan. Mereka akan lebih mendengarkan orang-orang yang mereka anggap mendukung ide mereka, daripada seseorang yang secara gamblang menentang mereka.
             
           5. Ketahuilah Nama Anggota Tim Anda.
  
                    Mungkin Anda akan tertawa mendengar hal ini, dan berkata dalam hati, “ya tentu saja saya mengenal semua nama anggota tim saya.” Anggaplah Anda adalah sebuah pengecualian. Kenyataanya banyak terjadi keadaan dimana tim tidak saling mengenal satu sama lain, atau bahkan merasa sulit untuk melafalkan nama dari masing-masing anggota tim. Ini bukan lagi alasan. Kita semua selalu berpura-pura untuk mendengarkan nama seseorang setelah menanyakannya dua kali, dan walaupun kita tidak mendengarnya dengan jelas, kita tidak akan menanyakannya lagi karena hal itu dianggap tidak sopan.
 
                      Jika hal ini terjadi pada Anda, dan secara kebetulan Anda adalah bagian yang penting dalam tim Anda, hal ini akan menghambat performa tim Anda. Ketidak tahuan nama dari anggota tim Anda akan membuat Anda menghindari orang tersebut. Hal ini dapat berujung pada keadaan dimana orang-orang tersebut tidak diikut sertakan dalam pengambilan keputusan dalam tim.

           6. Pujilah tim Anda dengan tulus
 
                Salah satu konsep dalam manajemen yang paling terkenal di berbagai tempat adalah bahwa seekor anjung akan bersikap baik jika diberikan hadiah, dan membenci cambukan. Apakah Anda merupakan tipe orang yang sering memberikan hadiah, atau cambukan? Atau keduanya?

                    Cambukan yang dimaksud disini adalah kritik, mempermalukan, dan meremehkan orang lain. Mungkin tanpa Anda sadari, Anda sudah pernah memberikan beberapa cambukan yang kepada anggota tim Anda. Hal ini masih bisa diterima, tapi apakah ini merupakan cara yang efektif? Apakah Anda tidak ingin untuk menjadi orang yang brilian dan dihormati oleh anggota tim Anda?

                 Mengkritik orang lain memang merupakan hal yang mudah dilakukan, dan Anda mungkin telah sering melakukannya. Tapi Anda harus mengingat satu hal yang sangat penting. Orang yang Anda kritik akan mengingat kritikan Anda. Berita baiknya, hal ini juga berlaku terhadap pujian. Satu pujian kecil memiliki kesempatan yang besar untuk bisa mengembangkan seseorang, mengubah cara pandang mereka dan memotivasi mereka. Anda mungkin juga tidak akan sadar saat Anda memuji orang lain. Maka dari itu, mulailah mempelajari cara untuk memuji orang lain dengan tulus. Hargailah mereka dengan motivasi, dan doronglah mereka untuk terus optimis, meskipun mereka melakukan kesalahan. Ingatlah saat Anda berpikir bahwa Anda sanggup, Anda akan mampu.

           7. Pimpinlah Tim Anda

                 Hal ini merupakan hal yang prinsipal dalam setiap kepemimpinan, belajarlah untuk memimpin. Buatlah anggota tim anda melakukan apa yang Anda katakana dengan senang hati. Buatlah mereka mencintai Anda dengan terlebih dahulu memahami mereka secara personal. Pelajarilah kekurangan dan kelebihan mereka, apa yang dapat memotivasi mereka, apa ketakutan mereka dan apa yang mereka impikan. Jadilah pemimpin yang bisa menuntun anggota tim Anda menuju kesuksesan.


BAB III
Penutup

           1.0  Kesimpulan

Kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain. Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out).
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri. Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.

           2.0  Daftar Pustaka
            
                 James K. Van Fleet, 1973, 22 Manajemen Kepemimpinan, Jakarta:Mitra Usaha
              Purwanto, Yadi, 2001, makalah: Manajemen PT. Cendekia Informatika, Jakarta
              http://artikelrande.blogspot.com/2010/07/manajemen-kepemimpinan_6811.html

0 comments:

Post a Comment